Sering kali kita menjadi “galau” hanya 
gara-gara input dan feedback dari orang lain. Entah itu pada pemikiran 
atau tindakan kita. Itu sebenarnya gak perlu. Galau hanya bisa terjadi 
kalau kita ijinkan itu terjadi! Jika secara emosional kita kuat, input 
dan feedback dari luar yang senegatif apapun tidak akan berpengaruh.
Bagaimana caranya menjadi kuat secara 
emosional? Dengan menyadari bahwa “galau” dan teman-temannya (sebut saja
 “negative emotion”) hanya bisa kita rasakan jika kita mengijinkannya 
bercokol di benak (pikiran) kita!
Maksudnya apa? Gini bro/sis…yang namanya 
“galau” adalah sebentuk reaksi emosional yang kita sebut “negatif”. 
Negatif karena menghasilkan sesuatu yang kontra produktif. Kalau galau 
biasanya males ngerjain apapun, terisak di pojok kamar, sedih 
berkepanjangan, kepikiran terus apa kata orang lain sampe gak enak 
makan-tidur, dll. kontra produktif kan? Gak menghasilkan apa-apa kan?
Dan semuanya itu terjadi karena kitalah 
yang mengundangnya dalam hidup kita. Dengan memikirkan terus-menerus 
input dari orang lain, tanpa kita sadari kita telah menancapkan 
dalam-dalam feedback dia dalam pikiran bawah sadar.
Perlu bro/sis ketahui, tidak semua 
feedback orang itu perlu kita amini. Dengarkan saja mereka tapi dalam 
benak anda, analisa baik-baik. Apa yang baik untuk anda, ambil. Jika 
belum memungkinkan, kesampingkan dulu. Jika sama sekali bertentangan, 
singkirkan jauh-jauh (tentu saja dengan cara yang elegan  )
  )
 )
  )
Nah, banyak dari teman-teman kita (peer group) bahkan lingkungan terdekat seperti keluarga memberikan negative feedback
 tanpa mereka sadari! Sebenarnya mereka tidak bermaksud buruk pada kita.
 Mengapa begitu? ada banyak variabel. Tapi variabel utama yang saya 
perhatikan adalah: kita sering memberikan negative feedback tanpa 
disadari karena pada umumnya masih banyak orang di benak bawah sadarnya 
yang tidak nyaman dengan perbedaan, tidak nyaman dengan perubahan, tidak
 nyaman dengan sesuatu yang progresif, tidak nyaman dengan kemajuan, 
dll.
Ketidaknyamanan itu sering dilontarkan 
dalam bentuk ucapan berupa kritik. Ucapan ini merefleksikan kondisi 
bawah sadar itu. Karena itu kenali perasaan anda. Perasaan anda adalah 
‘kompas’ yang memberitahu pada anda dimana ‘posisi’ anda berada. Tentu 
saja banyak kritik yang membangun dan memberikan solusi, tapi saya yakin
 anda juga pernah menerima banyak kritikan yang sekedar mengkritik tapi 
tidak membangun.
It’s okay bro/sis. Terhadap kriitik dan 
feedback yang seperti itu janganlah kita menerimanya. Janganlah kita 
mengundangnya. Bagaimana caranya? Dengan tidak memikirkannya lagi. 
Pikirkan saja tujuan anda, konsentrasi ke sana sambil menyadari bahwa feedback yang negatif ini perlu menjadi cambuk bagi saya untuk lebih fokus dan serius.
Jadi jika galau melanda, coba fokuskan pada pikiran-pikiran baik. Pusatkan pikiran pada:
- apa berkat dan kebaikan yang sudah anda terima dan perbuat (misalnya: sehat walafiat, bisa makan 3 kali sehari, dll)
- apa karya terbaik saat ini yang sedang anda usahakan (misalnya: sedang menuntut ilmu, atau bekerja mencari uang halal)
- apa niat baik yang ingin anda lakukan dan ujudkan (misalnya: ingin meng-Hajikan kedua orang tua, dlsb)
thanks:) but its copy paste
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar